BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Penilaian adalah proses memberikan
atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu
Untuk dapat menentukan suatu nilai atau harga suatu objek diperlukan adanya
ukuran atau kriteria. Dalam penilaian Pendidikan, mencangkup tiga sasaran utama
yakni program pendidikan, proses belajar mengajar dan hasil-hasil
belajar. Keberhasilan pengajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar yang
dicapai oleh siswa, tetapi juga dari segi prosesnya. Hasil belajar pada
dasarnya merupakan akibat dari suatu proses belajar. Ini berarti optimalnya
hasil belajar siswa tergantung pula pada proses belajar siswadan proses
mengajar guru. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penilaian terhadap proses
belajar-mengajar.
Penilaian proses merupakan penilaian
yang menitikberatkan sasaran penilaian pada tingkat efektivitas kegiatan
belajar mengajar dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran. Penilaian proses
belajar mengajar menyangkut penilaian terhadap kegiatan guru, kegiatan siswa,
pola interaksi guru-siswa dan keterlaksanaan proses belajar mengajar.
Hasil belajar merupakan hal yang
dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi
siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila
dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut
terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan
dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
1.2.1
Bagaimanakah
penilaian proses belajar PNF ?
1.2.2
Bagaimanakah
penilaian hasil belajar PNF ?
1.2.3
Apa
sajakah ruang lingkup penilaian proses dan hasil belajar PNF ?
1.2.4
Bagaimana
evaluasi hasil belajar PNF ?
1.3 TUJUAN
PENULISAN
1.3.1
Untuk
memahami penilaian proses belajar PNF.
1.3.2
Untuk
mengetahui penilaian hasil belajar PNF
1.3.3
Untuk
mengetahui ruang lingkup penilaian proses dan hasil belajar PNF.
1.3.4
Untuk
mengetahui evaluasi hasil belajar PNF.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR
Penilaian
adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu
berdasarkan suatu kriteria tertentu Untuk dapat menentukan suatu nilai atau
harga suatu objek diperlukan adanya ukuran atau kriteria. Dalam penilaian
Pendidikan, mencangkup tiga sasaran utama yakni program pendidikan, proses
belajar mengajar dan hasil-hasil belajar.
2.1
PENILAIAN PROSES BELAJAR
Penilaian proses dilaksanakan saat proses pembelajaran
berlangsung. Penilaian proses merupakan penilaian yang menitikberatkan sasaran
penilaian pada tingkat efektivitas kegiatan belajar mengajar dalam rangka
pencapaian tujuan pengajaran. Penilaian proses belajar mengajar menyangkut
penilaian terhadap kegiatan guru, kegiatan siswa, pola interaksi guru-siswa dan
keterlaksanaan proses belajar mengajar.
Tindak lanjut dari penilaian proses pembelajaran jika
memperoleh hasil yang kurang memuaskan, maka dilakukan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Berarti seorang guru berusaha mendiagnosa penyebab kesukaran
anak didik dalam proses belajar tersebut, pada gilirannya menemukan suatu cara
seagai solusi permasalahan tersebut. Inilah yang menjadi cikal bakal PTK bagi
seorang guru. Berbeda halnya dengan kegiatan ujian, jika seorang guru menemukan
anak didik tidak memenuhi kriteria yang telah ditetapkan pada KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) maka solusinya adalah melakukan pembelajaran remedial.\Tujuan
penilaian proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah untuk mengetahui
kegiatan belajar mengajar, terutama efesiensi, keefektifan, dan produktivitas
dalam mencapai tujuan pengajaran. Dimensi penilaian proses belajar mengajar
berkenaan dengan komponen-komponen proses belajarmengajar seperti tujuan
pengajaran, metode, bahan pengajaran, kegiatan belajar dan mengajar guru, dan
penilaian.
Penilaian mempunyai sejumlah fungsi di dalam proses belajar
mengajar, yaitu:
a. Sebagai alat guna mengetahui apakah
siswa talah menguasai pengetahuan, nilai-nilai, norma-norma dan keterampilan
yang telah diberikan oleh guru.
b. Untuk mengetahui kelemahan peserta
didik dalam melakukan kegiatan belajar.
c. Mengetahui tingkat ketercapaian
siswa dalam kegiatan belajar.
d. Sebagai sarana umpan balik bagi
seorang guru, yang bersumber dari siswa.
e. Sebagai alat untuk mengetahui
perkembangan belajar siswa.
f. Sebagai materi utama laporan hasil
belajar kepada para orang tua siswa.
2.2
PENILAIAN HASIL BELAJAR
Sudjana (2005) mengatakan bahwa penilaian hasil belajar
adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa
dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya
adalah hasil belajar siswa. Tingkah laku sebagai hasil belajar
dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.
Penilaian dan pengukuran hasil belajar dilakukan dengan menggunakan tes hasil
belajar, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan
pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.
Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua
sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar
merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada
saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada
jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru,
hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran.
Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil
belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat
berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut bermanfaat
bagi guru dan siswa.
Woordworth (dalam Ismihyani 2000) mengatakan, hasil belajar
merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar. Woordworth
juga mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan aktual yang diukur secara
langsung. Hasil pengukuran belajar inilah akhirnya akan mengetahui seberapa
jauh tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah dicapai.Dari penjelasan
beberapa ahli, dapat diambil kesimpulan bahwa belajar pada hakekatnya adalah
proses perubahan perilaku siswa dalam bakat pengalaman dan pelatihan.
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan
untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran.
Permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan menjelaskan
bahwa penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan meliputi kegiatan sebagai
berikut:
a.
Menentukan
KKM pada setiap mata pelajaran dengan memperhatikan karakteristik peserta
didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi sekolah melalui rapat dewan
pendidik.
b.
Mengkoordinasikan
kegiatan ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan
kelas.
c.
Menentukan
criteria kenaikan kelas bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket
melalui rapat dewan pendidik.
d.
Menentukan
criteria program pembelajaran bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem
kredit semester melalui rapat dewan pendidik.
e.
Menentukan
nilai akhir kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran
pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan melalui rapat dewan pendidik dengan
mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik.
f.
Menentukan
nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui rapat dewan
pendidik dengan mempertimbangkan hasil penilaian pendidik dan nilai hasil ujian
sekolah.
g.
Menyelenggarakan
ujian sekolah/madrasah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian
sekolah/madrasah sesuai dengan POS Ujian Sekolah/Madrasah bagi satuan
pendidikan penyelenggara UN.
h.
Melaporkan
hasil penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran pada setiap
akhir semester kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk buku laporan
pendidikan.
i.
Melaporkan
pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas pendidikan
kabupaten/kota.
2.3
RUANG LINGKUP PENILAIAN PROSES DAN
HASIL BELAJAR
Ruang lingkup penilaian proses dan
hasil belajar adalah sebagai berikut.
a.
Sikap
mencakup kebiasaan, motivasi, minat, bakat yang meliputi bagaimana sikap
peserta didik terhadap guru, mata
pelajaran, orang tua, suasana sekolah, lingkungan, metode, media dan penilaian.
b.
Pengetahuan
dan Pemahaman peseta didik sudah mengetahui dan memahami tugas-tugasnya sebagai
warga Negara, warga masyakat, warga sekolah, dan sebagainya
c.
Kecerdasan
meliputi apakah peserta didik samapi taraf tertentu sudah dapat memecahkan
masalah-masaah yang di hadapi dalam pelajaran.
d.
Perkembangan
jasmani meliputi apakah jasmani peserta didik sudah berkembang secara harmonis,
apaka peserta didik sudah membiasakan diri hidup sehat
e.
Keterampilan
ini menjelaskan apakah peserta didik sudah terampil membaca, menulis dan
menghitung, apakah peserta didik sudah terampil menggambar atau olahraga.
BAB
III
PEMBAHASAN
EVALUASI
HASIL BELAJAR
3.1
PENGERTIAN
EVALUASI
Evalusai merupakan saduran dari bahasa Inggris "evaluation" yang
diartikan sebagai penaksiran atau penilaian . Nurkancana (1983) menyatakan
bahwa evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan berkenaan dengan proses untuk
menentukan nilai dari suatu hal. Sementara Raka Joni (1975) menjelaskan bahwa
evaluasi adalah proses untuk mempertimbangkan sesuatu barang, hal atau gejala
dengan mempertimbangkan beragam faktor yang kemudian disebut Value
Judgment.
Maka dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
evaluasi adalah proses menetukan nilai untuk suatu hal atau objek yang
berdasarakan pada acuan-acuan tertentu untuk menentukan tujuan tertentu. Dalam
perusahaan, evaluasi dapat diartikan sebagai proses pengukuran akan
evektivitas strategi yang digunakan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. Data yang diperoleh dari hasil
pengukuran tersebut akan digunakan sebagai analisis situasi program berikutnya.
Tahapan sebelum mengadakan evaluasi. Terdapat urutan atau proses yang mendasari
sebelum melakukan evaluasi, yakni:
·
Mengembangkan
konsep dan mengadakan penelitian awal. Konsep perlu direncanakan secara
matang sebelum diadakan eksekusi pesan dan perlu diadakan uji
cobauntuk mengecek kesesuaian antara
draft yang dibuat dengan eksekusi pesannya.
·
Dengan
uji coba yang dilakukan, pengevaluasi mencoba mencari tanggapan dari khalayak.
Tanggapan dari khalayak ini penting untuk mengukur efektifitas pesan yang
disampaikan.
3.2
PROSES EVALUASI
Dalam mengadakan sebuah proses
evaluasi, terdapat beberapa hal yang akan dibahas yaitu apa yang menjadi bahan
evaluasi, bagaimana proses evaluasi, kapan evaluasdiadakan, mengapa perlu diadakan evaluasi, di mana proses evaluasi diadakan, dan pihak yang mengadakan evaluasi. Hal
yang perlu dilakukan evaluasi tersebut adalah narasumber yang ada, efektifitas
penyebaran pesan, pemilihan media yang tepat dan pengambilan
keputusan anggaran dalam mengadakan sejumlah promosi dan
periklanan. Evaluasi tersebut perlu diadakan dengan tujuan untuk
menghindari kesalahan perhitungan pembiayaan, memilih strategi terbaik dari berbagai alternatif strategis yang ada,
meningkatkan efisiensi iklan secara general, dan
melihat apakah tujuan sudah tercapai. Di sisi lain, perusahaan
kadang-kadang enggan untuk mengadakan evaluasi karena biayanya yang mahal, terdapat masalah
dengan penelitian, ketidaksetujuan akan apa yang hendak dievaluasi, merasa
telah mencapai tujuan, dan banyak membuang waktu.
Secara garis besar, proses evaluasi
terbagi menjadi di awal (pretest) dan diakhir (posttest).
Pretest merupakan sebuah evaluasi yang diadakan untukmenguji konsep dan eksekusi yangdirencanakan. Sedangkan, posttest merupakan
evaluasi yang diadakan untuk melihat tercapainya tujuan dan dijadikan
sebagai masukan untuk analisis situasiberikutnya.
Evaluasi dapat dilakukan di dalam
atau di luar ruangan. Evaluasi yang diadakan di dalam ruangan pada umumnya
menggunakan metode penelitian laboratorium dan sampel akan dijadikan sebagai kelompok percobaan.
Kelemahannya, realisme dari metode ini kurang dapat
diterapkan. Sementara, evaluasi yang diadakan di luar ruangan akan
menggunakan metode penelitian lapangan di mana kelompok percobaan
tetap dibiarkan menikmati kebebasan dari lingkungan sekitar. Realisme dari metode ini
lebih dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk mencapai evaluasi tersebut
dengan baik, diperlukan sejumlah tahapan yang harus dilalui yakni
menentukan permasalahan secara jelas,
mengembangkan pendekatanpermasalahan,memformulasikan desain penelitian, melakukan penelitian lapangan untuk
mengumpulkan data, menganalisis data yang diperoleh, dan kemampuan
menyampaikan hasil penelitian.
Bloom (1971)
mendefinisikan evaluasi, sebagaimana kita lihat, adalah pengumpulan kenyataan
secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan
dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi
siswa. Sejalan dengan itu, Stufflebeam (1971), mengatakan bahwa evaluasi
merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang
berguna untuk menilai alternatif keputusan.
Evaluasi adalah suatu proses untuk
merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan
untuk membuat beberapa alternatif dalam mengambil keputusan. Sesuai dengan
pengertian tersebut maka setiap kegiatan evaluasi atau penilaian merupakan
suatu proses yang sengaja dilaksanakan untuk memeperoleh informasi atau data;
berdasarkan data tersebut kemudian dicoba membuat keputusan. Dimana informasi
data yang dikumpulkan itu haruslah data yang sesuai dan mendukung tujuan
evaluasi yang direncanakan.
Tujuan evaluasi bisa berbeda dengan tujuan
dari ujian. Secara sederhana evalusi digunakan untuk memeperbaiki sistem dengan
cara memberi penilaian berdasarkan data yang diambil dari suatu atau sekelompok
objek. Sedangkan ujian dapat dilakukan tanpa ada tujuan untuk memeperbaiki
nilai. Ujian juga dapat dilakukan hanya untuk menyaring dan menentukan kelas
dari kumpulan objek.
Dalam hubungan dengan kegiatan pengajaran, Norman E. Gronlund (1976)
merumuskan pengertian evaluasi sebagai berikut: “Evaluation is a
systematic process of determining the extent to which instructional objectives
are achieved by pupils”. (Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis
untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan
pengajaran telah dicapai oleh siswa). Dengan kata-kata yang berbeda, tetapi
mengandung pengertian yang hampir sama, Wrightstone dan kawan-kawan (1956: 16)
mengemukakan rumusan evaluasi pendidikan sebagai berikut: “Educational
evaluation is the estimation of the growth and progress of pupils to ward
objectives or values in the curriculum”, (Evaluasi pendidikan ialah
penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa kea rah tujuan-tujuan atau
nilai-nilai yang telah ditetapkan di dalam kurikulum). Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan di atas dapat
disimpulkan bahwa evaluation adalah penilaian. Dari kata evaluation inilah
diperoleh kata Indonesia evaluasi yang berarti menilai.
3.3
TUJUAN, FUNGSI, DAN MANFAAT PELAKSANAAN EVALUASI
Fungsi evaluasi didalam pendidikan tidak dilepaskan dari tujuan evaluasi itu sendiri. Di dalam
batasan tentang evaluasi pendidikan yang telah dikemukakan tersirat bahwa
tujuan evaluasi pendidikan ialah untuk mendapatkan data pembuktian yang akan
menunjukkan sampai dimana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam
pencapaian-pencapaian tujuan kurikuler. Di samping itu, juga dapat digunakan
oleh guru-guru dan para pengawas pendidikan untuk mengukur atau menilai sampai
dimana keefektifan pengalaman-pengalaman mengajar, kegiatan-kegiatan belajar, dan metode mengajar yang digunakan. Dengan demikian dapat
dikatakan betapa penting peranan dan fungsi evaluasi itu dalam proses
belajar-mengajar.
3.4
MANFAAT PELAKSANAAN EVALUASI
Dalam dunia pendidikan, khususnya dunia persekolahan, evaluasi
mempunyai makna ditinjau dari berbagi segi:
·
Makna bagi siswa
Dengan diadakannya evaluasi, maka siswa dapat mengetahui sejauh mana
telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Hasil yang
diperoleh siswa dari pekerjaan menilai ini ada kemungkinan: Memuaskan, jika siswa memperoleh hasil yang
memuaskan dan hal itu menyenangkan, tentu kepuasan itu ingin diperolehnya lagi
pada kesempatan yang lain. Tidak memuaskan, jika siswa tidak puas dengan hasil yang
diperoleh, ia akan berusaha agar lain kali keadaan itu tidak terulang lagi.
·
Makna bagi guru
Dengan hasil penilaian yang diperoleh guru
akan dapat mengetahui siswa-siswa mana yang sudah berhasil menguasai bahan, maupun
mengetahui siswa-siswa yang belum berhasil menguasai bahan. Guru akan
mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat bagi siswa sehingga untuk
memberikan pengajaran di waktu yang akan datang tidak perlu diakan perubahan.
·
Makna bagi sekolah
-
Apabila
guru-guru mengadakan penilaian dan diketahui bagaimana hasil belajar siswa-siswanya, dapat diketahui pula apakah kondisi belajar yang diciptakan oleh sekolah sudah sesuai dengan harapan atau
belum. Hasil belajar merupakan cermin kualitas sesuatu sekolah.
-
Informasi
dari guru tentang tidak tepatnya kurikulum untuk sekolah itu dapat merupakan
bahan pertimbangan bagi perencanaan sekolah untuk masa-masa yang akan datang.
-
Informasi
hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ke tahun, dapat digunakan sebagai
pedomana bagi sekolah, yang dilakukan oleh sekolah sudah memenuhi standar atau
belum. Pemenuhan standar akan terlihat dari bagusnya angka-angka yang diperoleh
siswa.
3.5
PENGUKURAN
DALAM PENDIDIKAN
Pengukuran
adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu
standar atau satuan pengukuran.
Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik,
tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa
dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian,
atau kepercayaan konsumen.
Pengukuran
adalah proses pemberian angka-angka atau label kepada unit analisis untuk
merepresentasikan atribut-atribut konsep. Proses ini seharusnya cukup dimengerti
orang walau misalnya definisinya tidak dimengerti. Hal ini karena antara lain
kita sering kali melakukan pengukuran.
Cangelosi
(1995) mengatakan yang dimaksud dengan pengukuran (Measurement) adalah suatu
proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi
yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini guru menaksir
prestasi siswa dengan membaca atau mengamati apa saja yang dilakukan siswa,
mengamati kinerja mereka, mendengar apa yang mereka katakan, dan menggunakan
indera mereka seperti melihat, mendengar, menyentuh, mencium, dan merasakan.
Menurut Zainul dan Nasution (2001) pengukuran memiliki dua karakteristik utama
yaitu: 1) penggunaan angka atau skala tertentu; 2) menurut suatu aturan atau
formula tertentu.
Measurement
(pengukuran) merupakan proses yang mendeskripsikan performance siswa dengan
menggunakan suatu skala kuantitatif (system angka) sedemikian rupa sehingga
sifat kualitatif dari performance siswa tersebut dinyatakan dengan angka-angka
(Alwasilah et al.1996). Pernyataan tersebut diperkuat
dengan pendapat yang menyatakan bahwa pengukuran merupakan pemberian angka
terhadap suatu atribut atau karakter tertentu yang dimiliki oleh seseorang,
atau suatu obyek tertentu yang mengacu pada aturan dan formulasi yang jelas.
Aturan
atau formulasi tersebut harus disepakati secara umum oleh para ahli (Zainul
& Nasution, 2001). Dengan demikian, pengukuran dalam bidang pendidikan
berarti mengukur atribut atau karakteristik peserta didik tertentu. Dalam hal
ini yang diukur bukan peserta didik tersebut, akan tetapi karakteristik atau
atributnya. Senada dengan pendapat tersebut, Secara lebih ringkas, Arikunto dan
Jabar (2004) menyatakan pengertian pengukuran (measurement) sebagai kegiatan
membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi
kuantitatif.
3.6
KONSEP
PENGUKURAN
Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh
deskripsi numeric dari suatu tingkatan dimana seseorang peserta didik telah mencapai
karakteristik tertentu. Pengukuran berkaitan erat dengan proses pencarian
atau penentuan nilai kuantitatif. Menurut beberapa ahli konsep
pengkuruan diungkapkan seperti di bawah ini :
·
Menurut Kerlinger yang dikutip Sridadi (2007)
pengukuran : sebagai pemberian angka pada obyek atau kejadian
menurut aturan tertentu.
·
Menurut
Rusli Lutan (2000:21) pengukuran ialah proses pengumpulan informasi.
·
Menurut
Gronlund yang dikutip Sridadi (2007) pengukuran : suatu kegiatan untuk
memperoleh deskripsi numerik khusus yang dimiliki individu.
·
Menurut wikipedia. Pengukuran adalah
penentuan besaran, dimensi, ataukapasitas, satuan
pengukuran.
·
Menurut
Sridadi (2007) pengukuran adalah suatu proses yang dilakukan secara sistematis
untuk memperoleh besaran kuantitatif dari suatu obyek tertentu dengan
menggunakan alat ukur yang baku.
3.7
KONSEP EVALUASI
Menurut John M. Echols dan Hasan
Shadily: (1983) pengertian evaluasi berasal dari bahasa
Inggris evaluation yang
berarti penilaian atau penaksiran. Dengan demikian Evaluasi
adalah kegiatan mengukur dan menilai. Mengukur lebih besifat kuantitatif,
sedangkan menilai lebih bersifat kualitatif.
3.8
KONSEP
PENILAIAN
Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah
mempermasalahkan, bagaimana pengajar (guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran
yang telah dilakukan. Pengajar harus mengetahui sejauh mana pebelajar (learner)
telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi
dari kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian
kompetensi atau tujuan instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan itu dapat dinyatakan dengan nilai. Ada empat macam istilah yang berkaitan dengan konsep penilaian dan
sering kali digunakan untuk mengetahui keberhasilan belajar dari peserta didik
yaitu : (1) pengukuran, (2) pengujian, (3) penilaian
dan (4) evaluasi. Namun diantara keempat istilah tersebut
pengertiannya masih sering dicampuradukan, padahal keempat istilah tersebut
memiliki pengertian yang berbeda.
Sebenarnya proses pengukuran, penilaian,
evaluasi dan pengujian merupakan suatu kegiatan atau proses yang bersifat
hirarkis. Artinya kegiatan dilakukan secara berurutan dan berjenjang yaitu
dimulai dari proses pengukuran kemudian penilaian dan terakhir evaluasi.
Sedangkan proses pengujian merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkan
dengan kegiatan penilaian.
3.9
Prinsip Evaluasi
Prinsip-prinsip Penilaian dalam buku
“Pedoman Penilaian Hasil Belajar Sekolah Dasar” (2006:5-6)
Dalam
pelaksanaan penilaian, guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip penilaian
sebagai berikut:
·
Valid
Penilaian
pembelajaran bahasa oleh pendidik harus mengukur pencapaian kompetensi yang
ditetapkan dalam standar isi (standar kompetensi dan kompetensi dasar)
·
Edukatif
Penilaian
dilakukan untuk memotivasi siswa dalam mencpai kompetensi yang ditetapkan dalam
standar isi dan standar kompetensi.
·
Objektif
Penilaian
dilakukan untuk mengukur prestasi siswa yang sesungguhnya sesuai dengan
kompetensi yang dibelajarkan. Penilaian hendaknya tidak dipengaruhi oleh
perbedaan latar belakang agama, sosial-ekonomi, budaya, gender, dan hubungan
emosional.
·
Transparan
Kriteria
penilaian bersifat terbuka bagi semua pihak yang berkepentingan
·
Berkesinambungan
Penilaian
dilakukan secara berencana, bertahap, dan terus menerus untuk memperoleh
gambaran yang lengkap tentang perkembangan belajar siswa.
·
Menyeluruh
Penilaian
dilakukan dengan berbagai cara (teknik dan prosedur) untuk memperoleh informasi
yang utuh dan lengkap tentang perkembangan belajar siswa, baik yang mencakup
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
·
Bermakna
Hasil penilaian
hendaknya mudah dipahami, mempunyai arti, bermanfaat, dan dapat ditindaklanjuti
oleh semua pihak terutama guru, siswa, dan orang tua.
·
Ketuntasan Belajar
Berdasarkan
pada pedoman penyusunan KTSP dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
bahwa ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu
standar kompetensi dasar berkisar 0-100%. Kriteria ketuntasan untuk
masing-masing indikator 75%. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria
ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan kemampuan rata-rata peserta didik.,
kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung dalam
penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan
kriteria ketuntasan belajar secara terus-menerus untuk mencapai kriteria
ketuntasan ideal.
3.10
MEMAHAMI
BAGAIMANA MANUSIA BELAJAR
Bab
1 dari Nilson (2010) dan Ambrose et al. (2010) membahas prinsip-prinsip
fundamental mengenai bagaimana people belajar. Hal ini pertama kali dinyatakan
oleh bransford, brown dan cocking pada tahun 2000 sebagai hasil dari sebuah
meta analisis yang ekstensif oleh komite penelitian pembelajaran dan praktek
pendidikan dari dewan penelitian nasional (committee on learning research and
Education Practice of the National Research Council). Tiga prinsip utama akan
disajikan dibagian ini. Dengan menggunakan ketiga prinsip utama tersebut dan
apa yang anda pelajari dari beberapa bab di buku-buku tersebut di atas,
silahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
·
Warga belajar datang ke ruang kelas
dengan konsep awal mengenai bagaimana dunia works. Jika pengertian awal mereka
tidak dilibatkan, mungkin mereka akan gagal dalam memahami informasi dan
konsep-konsep baru yang diajarkan di kelas, atau mereka mungkin akan
mempelajarinya semata demi mengikuti test, tetapi akan kembali menggunakan
konsep awal mereka diluar kelas. Hal ini this finding requires that tutor harus
mempersiapkan diri untuk mengikis habis pemahaman awal warga belajar dan
membantu untuk membentuk pemahaman yang tepat yang merefleksikan konsep dan
pengetahuan dari sebuah disiplin ilmu tertentu.
·
Untuk mengembangkan kompotensi dalam
bidang pembelajaran warga belajar haruslah memiliki fondasi yang mendalam
mengenai pengetahuan faktual dan sebuah kerangka konseptual yang kuat. Sebuah
penelitian yang membandingkan kinerja pekerja antara pekerja pemula dan perkerja
ahli, dan juga berdasar penelitian mengenai pembelajaran dan membagikan apa
yang mereka pelajari ke orang lain, secara jelas bahwa perkerja ahli tidak
hanya’’orang pintar’’ mereka juga menggunakan sebuah informasi dasar yang
terstruktur yang mendalam kunci menjadi terampil adalah dengan menguasi
konsep-konsep yang memungkinkan untuk memberi pemahaman yang mendalam mengenai
sebuah informasi dan hubungan rumit yang diantaranya dan mengubahnya dari
sebuah kumpulan fakta menjadi pengetahuan yang berguna.
Penguasaan akan
konsep-konsep memudahkan mentrasnfer pembelajaran ke masalah-masalah yang baru
a.
Apakah ada muatan content (pengetahuan
faktual) dan kerangka konseptual (secara umum) dalam disiplin ilmu anda yang
tepat appropriate untuk dikuasai warga belajar anda.
b.
Bagaimana anda akan membantu warga
belajar untuk menemukan dan menyusun kerangka konseptual misalnya struktur
pengetahuan yang sesuai kelas anda.
·
Strategi dapat diajarkan sehingga
memungkinkan warga belajar untuk memonitor pemahaman dan kemajuan mereka dalam
memecahkan masalah permasalahan. Dalam memecahkan suatu masalah mereka
mempertimbangkan alternatif dan berhati-hati apakah alternatif yang dipilih
mengarahkan ke akhir yang diharapkan. dalam mengajarkan hal ini tutor memberi
contoh pertanyaan untuk memonitor dan kemudian didiskusikan untuk beberapa saat
di ruang kelas, dengan tujuan utama warga belajar agar mampu memonitor tingkat
pembelajaran diri mereka secara mandiri.
Filsafar pernyataan
mengajar (FPM) menjelaskan keyakinan dan juga nilai-nilai yang anda anut dan
jalani berkaitan dengan pengajaran dan pembelajaran, bagaimana itu menuntun
langkah-langkah dan tindakan yang anda lakukan berkaitan dengan pengajaran, dan
bagaimana langkah dan tindakan tersebut mempengaruhi pelaksanaan mengajar anda
sebagai seorang tutor dan juga efeknya bagi peserta didik anda. FPM anda
haruslah mampu memberi informasi pada orang lain apa yang anda pahami berkaitan
dengan tujuan anda sebagai seorang tutor. Dengan demikian FPM haruslah
memberikan contoh dari aktivitas pembelajaran keputusan-keputusan yang diambil
dan konsenkuensi dari yang kita ambil
Contoh
pertanyaan untuk diri anda sendiri saat anda menulis filsafat pernyataan
mengajar anda :
1.
Misi kegunaan dan tujuan
a.
Mengapa anda ingin menjadi seorang
tutor? Hal apa yang anda tertarik untuk mengajar?
b.
Pengalaman pembelajaran apa yang paling
menginspirasi anda? Siapa tutor yang menginspirasi anda tersebut.
c.
Apa yang anda percayai merupakan hal
yang terpenting berkaitan peran anda sebagai tutor?
d.
Apa yang anda sukai dari mengajar warga
belajar misal saat apa yang menjadi kebahagiaan?
e.
Apa yang paling anda tidak sukai dari
mengajar warga belajar?
f.
Hal apakah yang anda pahami sebagai
tantangan terbesar yang anda hadapi sebagai seorang tutor?
2.
Latar belakang
a.
Siapa tutor favorit anda? Dan apa alasan
anda beranggapan dia mengajar dengan sangat baik?
b.
Mengapa anda memutuskan mengajar? Apa
sejarah pengalaman mengajar anda?
c.
Apa saja yang anda pelajari dari
pengalaman mengajar sebelumnya?
d.
Apa yang dapat tujukkan sebagai bukti
sebagai bukti bahwa anda pernah sangat efektif dan juga tidak efektif dalam
berbagai peristiwa sebagai seorang tutor?
e.
Apa dan bagaimana yang anda pelajari
mampu mengubah pemahaman anda akan pembelajaran dan tindakan-tindakan anda?
f.
Bagaimana anda mendokumentasikan
perubahan-perubahan itu?
3.
Berkeja bersama orang lain
a.
Siapa yang anda ajar?
b.
Kelebihan-kelebihan apa yang mereka
miliki?
c.
Apa kebutuhan mereka? Bagaimana anda
dapat membimbing mereka dengan lebih baik jika anda memiliki pengetahuan lebih
mengenai ilmu pengajar?
d.
Bagaimana anda ingin berinteraksi dengan
orang lain sebagai seorang tutor?
e.
Apa yang anda ingin pelajari tentang
berhubungan orang lain
f.
Bagaimana sikap anda saat menghadapi
konflik dan teman memiliki sudut pandang yang berbeda dengan anda?
g.
Apa yang paling anda hargai dari warga
belajar anda?
4.
Konteks
a.
Situasi seperti apa yang ada hadapi saat
ada mengajar ?
b.
Bagaimana cara mengajar anda ? bagaimana
anda bersikap terhadap tanggung jawab mengajar ?
c.
Bagaimana suasana di ruang kelas anda ?
Apa dan bagaimana upaya anda menciptakan lingkungan belajar yang baik ?
d.
Bagaimana cara mengajar anda di masa
lalu sesuai / tidak sesuai dengan yang anda percayai mengenai metode mengajar
yang yang efktif ?
e.
Apa tantangan mengajar yang anda hadapi
berkait dengan disiplin ilmu dan juga posisi anda ?
5.
Pertumbuhan pribadi
a.
Apa saja upaya yang ada lakukan untuk
mengembangkan cara mengajar anda dan apakah anda mendokumentasikannya ?
b.
Mengapa anda ingin mempelajari lebih
banyak mengenai teknik mengajar dan bertumbuh sebagai seorang tutor ?
c.
Apa yang ingin anda lakukan dalam jangka
pendek dan jangka panjang sebagai seorang tutor ? apa yang membuat anda
tertarik menekuni profesi ini ? apa yang ingin anda kerjakan berikutnya ?
6.
Pembelajaran siswa
a.
Apakah pemahaman atau kesalahpahaman
mengenai konsep atau penyelidikan dalam bidang anda yang dibawa mahasiswa saat
memasuki ruang kelas anda ? bagaimana anda membangun, menggoncangkan atau
memperbaiki keyakinan tersebut ?
b.
Bagaimana anda menarik minat mahasiswa
atau terlibat secara intelektual dengan bidang anda ?
c.
Bagaimana anda menumbuhkan rasa ingin
tahu mahasiswa anda ?
d.
Bagaimana anda mengajarkan mahasiswa
anda untuk mengidentifikasi dan menyusun pertanyaan – pertanyaan yang penting,
dan kemudian bagaimana menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut ?
e.
Bagaimana anda menjelaskan atau membantu
mahasiswa memahami sebuah ide atau konsep yang sulit ?
f.
Bagaimana anda menyeimbangkan tujuan
mengajar anda bagi mahasiswa anda dengan tujuan mereka belajar ?
g.
Bagaimana anda membantu mahasiswa
memahami implikasi atau pentingnya yang mereka pelajari atau mempelajari
bagiaman bersikap di kelas anda ?
7.
Pertanyaan yang anda miliki dan hal-hal
yang menarik minat anda?
Bagaimana
mengorganisasikan sebuah writing circle untuk mahasiswa
Anda telah
mendapat manfaat dari sebuah writing circle (Lingkaran menulis sebuah kelompok
kecil yang saling mendukung untuk meningkatkan kualitas menulis anggotanya)
untuk meperbagiki FPM anda. Writing circle tidak hanya menguntungkan bagi anda.
Penelitia secara menyakinkan menunjukakn bahwa ketika warga belajar diminta
untuk menulis , mereka beljaar . menulis adalah sebuah kegiatan yang embuat
merea utnuk berpikir secara jernih untuk mengkomunikasikan ide mereka dengan
baik sebagai contoh, pada saat pelatihan nmenulis , anda dapta bertanya kepada
tutot untuk menulis sebuah memo kepada pasien/nasabah/teman kerja unutk
menjelaskan sebuah prosedur tertentu.
Penugasan semcam itu akan menlong warga belajar berlatih untuk
berkomnikasi secara jelas,memperlajari sebuah topik secara mendalam, dan
memberi anda sejumalh informasi yang menunjukan seberapa jauh mereka mengerti
sebuah topik.
Menugaskan warga
belajar bekerja dalam writing circle akan memberikan banyak keuntungan sebuah
writing circle membuat warga belajar untuk saling melihat tulisan teman mereka
,belajar dari memasukkan teman lain, dan sekaligus memberi saran pada teman
mereka. Hal ini memberikan efek yang sangat besarbagi mereka. Sebagai seorang
tutor, anda hanya perlu memberi nilai pada versi terakhir dari memo.
Langkah-langkah
untuk menciptakan sebuah writing cirles yang sukses
1.
Tugaskan dan bagilah mahasiswa kedalam
beberapa grup kecil yang masing-masing terdiri dari 3-4 siswa.
2.
Cirles dapat diadakan diruang kelas atau
tempat lain, tetapi haruslah sepakat mengenai jadwal dan diadakan di tempat
yang tenang sehingga mahasiswa dapat bekerja secara efektif.
3.
Mahasiswa haruslah telah siap dengan
tulisan mereka, jika tidak maka mereka tidak dapat berpartisipasi.
4.
Dalam mempersiapkan pertemuan, mereka
haruslah melakukan beberapa hal di bawah ini :
a.
Menuliskan ide pokok ( thesis ) mereka
di bagian paling atas dihalaman pertama.
b.
Membuat 3-4 salinan tulisan mereka.
c.
Temukan, tapi jangan ditandai, kalimat
utama dari setiap paragraph di sebuah tulisan.
d.
Hitunglah jumlah baris dengan
menggunakan page layout, page setup , line numbers di MS-word.
5.
Mahasiswa pertama yang tiba di ruangan
tempat diadakan writing circle meletakkan salinannya menghadapi ke bawah di
atas meja sehingga nantinya tulisannya akan dibaca pertama.
3.11
LANGKAH-LANGKAH DIBAWAH INI DAPAT MENOLONG
ANDA UNTUK MENDESAIN ATAU MEMILIH PENILAIAN-PENILAIAN TERSEBUT.
a.
Membongkar
masing-masing tujuan belajar disetiap kelompok kedalam komponen kunci masing-masing
yang harus dipahami dan/atau dilakukan oleh warga belajar. Sebagai pakar kita
menegerti kata kerja, kata sifat, dan kata benda dalam pernyataan yang kita
tulis, tetapi seringkali kita beranggapan bahwa earga belajar dapat pula
memahaminya, meski dalam kenyataannya mereka tidak paham.
b.
Berdasar
pada komponen-komponen kunci, susunlah pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan
dengan pengetahuan dasar dan pemahaman bahwa warga belajar haruslah mampu
bertanya dan menjawab.
c.
Berdasarkan
pada komponen-komponen kunci, identifikasi keterampilan-keterampilan pokok yang
harus dapat ditunjukkan oleh warga belajar. Hal mungkin melibatkan survei
diagnostik, instrumen elektronik, software komputer, alat-alat fisik dan tugas
lain yang mereka harus mampu lakukan dengan benar.
Langkah 1
Membongkar
setiap tujuan belajar kedalam komponen kunci yang harus dimenegrti dan/atau
dilakukan oleh mahasiswa
Tujuan dari membongkar tujuan belajar adalah
untuk mengindifikasi aktivitas belajar yang penting ada alat penilaian terbaik
yang dapat dipergunakan. Membingkar tujuan belajar dapat menolong instruktur
untuk menentukan hal-hal terperinci dibalik kalimat-kalimat yang merupakan
komponen pokok yang memerlukan perhatian khusus untuk membantu warga belajar
mengerti sepenuhnya ide dan konsep yang penting.
Seorang tutor haruslah:
1.
menyediakan
akses terhadap informasi penting (fakta-fakta) yang berhubungan dengan setiap
elemen kunci
2.
Mengembangkan
aktiviatas belajar yang dapat memeotivasi warga belajar untuk mempelajari informasi
tersebut dan menerapkannya dalam beberapa studi kasus, cupilakan video dst.
3.
Secara
berkesinambungan mengamati apakah warga belajar berada pada jalur menuju
sukses, dan menyediakan saran perbaikan
4.
Menyediakan
tambahan pengulangan dan latihan jika diperlukan.
Tujuan belajar ;
1)
Menyatakan
ide-ide besar dalam kata benda dan kata sifat
2)
Menyatakan
kata kinerja dlam kata kerja
3)
Warga
belajar akan memahami (konsep)
4)
Warga
belajar akan mampu melakukan (keterampilan)
5)
Implikasi
hal tersebut bagi pengajaran
Langkah 2.
Berdasarkan pada komponen kunci, susunlah
pertanyaan-pertanyaan kunci yang berkaitan dengan pengetahuan dasar dan
pengertian bahwa siswa haruslah mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Perhatikan bahwa setiap item di bawah dapat secara langsung dijadikan
sebagai sebuah penilaian.
Contoh
Grup 1 : Evaluasi terhadap Tujuan Belajar
Mengevaluasi
respon klien yang abnormal terhadap proses penuaan misalnya depresi
Langkah 3.
Berdasarkan pada komponen kunci, identifikasi
keterampilan dan tugas pokok yang warga belajar mampu lakukan (intergrasi
aplikasi)
Evaluasi
tujuan belajar berkaitan dengan keterampilan yang harus dimiliki oleh warga
belajar. Contohnya :
- Warga
belajar harus mampu untuk menguraikan dan menjelaskan perbedaan antara
normal dan abnormal respon terhadap penuaan
- Warga
belajar harus mampu menggunakan instrument penilaian secara cepat
- Warga
belajar harus mampu untuk mengingat dan mengaplikasikan langkah-langkah
kunci dalam proses evaluasi.
- Warga
belajar harus mampu untuk secara tepat menginterpretasikan data yang
diperoleh melalui alat penilaian dan menyimpulkan dengan alasan yang jelas
berdasarkan fakta yang ada.
Langkah 4.
Educative and forward-looking assesments
A learning-centered coure calls for “educative assesments”. Educative assessment meningkatkan kualitas belajar
warga belajar. Educative assessment is
also forward-looking assessment. Forward-looking assessment menggabungkan
latihan, pertanyaan, dan/atau masalah yang menciptakan konteks kehidupan nayata
dari sebuah tema, masalah atau keputusan yang akan dibahas dalam sesi kelas
yang akan datang dan tentu saja dalam situasi kehidupan nyata. Untuk menyusun pertanyaan atau masalah semacam itu, seorang tutor
haruslah ‘memandang kedepan”. Fink (2003) melukiskan perbedaan antara
forward-looking dan backward looking assessment melalui sebuah contoh dari
sebuah coure yang dia ajarkan mengenai geografo dunia dimana warga belajar
mempelajari sebuah unit mengenai Asia Tenggara. A backward-looking, auditive
assessment akan meminta warga belajar untuk mengindetifikasi perbedaan jumlah
penduuduk dan sumber daya alam dari beberapa Negara di wilayah tersebut.
Perusahaan tersebut menginginkan opini para siswa mengenai Negara apa yang
dimiliki stabilitas politik, kemampuan daya beli produk mereka, harapan akan
pertumbuhan ekonomi. Pertanyaan-pertanyaan semacam ini menuntut para warga
belajar unutk membayangkan sebuha situasi dimana mereka dapar benar-benar
menggunakan ilmu yang merka pelajari. Berbekal pengalaman anda dalam disiplin
almu anda, merencanakan scenario ”Bagaimana jika’’ tentulah relative mudah. Ada
banyak studi kasus dan scenario yang bisa didapatkan dari sumber-sumber lain.
Saat menyeleksi award looking assessment tutor haruslah dengan baik
kriteria dan standar yang akan digunakan pergunakan untuk menilai warga
belajar. Tutor sebaiknya bertanya pada diri mereka what arethe general trais or
karakteristik of higt quality work in this area ? ‘ This are the kriteria for
evaluasion. Kemudian untuk kriteria tersebut pertimbangkan apa yang
dipertimbangkan dari kedua pertanyaan tersebut akan mengungkap elemen kunci dan
standar dari tutor yang haruslah diletakkan dalam sebuah format rubrik dan
dikomunikasikan secara jelas pada warga belajar. Beberapa cabang keimuan rubric
semacam itu sehingga sebaiknya periksalah sumber anda. Seorang tutor haruslah
mampu mencuptakan opurtinis bagi siswa untuk terlibat dalam sel assessment.
Warga belajar membutuhkan unutk belajar bagaiamana menilai kinerja mereka
secara akurat dan obyektif, dan mereka haruslah belajar bagaimana melakukan hal
tersebut dalam your couse. Rubric anda akan propide mereka dengan kriteria dan
standar yang appropriape untuk mengevaluasi menilai hasil kerja mereka, hasil
kerja warga belajar lain dan juga kelompok lainnya. Anda mungkin akan menemukan
bahwa banyak warga belajar yang tidak familiar dengan penggunaan rubric dan
mungkin memerlukan pelatihan tentang rubric.
Warga belajar dilatih untuk meningkatkan kinerja mereka, tutor
haruslah menyerahkan feedback. Higt quality feedback akan memiliki karakter
feedback :
- Frekuensi
- Immediate
- Diskriminatif
3.12
BEBERAPA SARAN TENTANG MENGELOLA AKTIVITAS BELAJAR
a.
Sebuah.
Katakan kepada para rekanan untuk mengetahui kegiatan apa yang akan mereka
lakukan, apa tujuannya (tujuan pembelajaran), dan bagaimana kaitannya dengan
apa yang Anda lakukan terakhir kali.
b.
Mintalah
kelompok memutuskan siapa yang akan melaporkan hasilnya.
c.
Jelaskan
bagaimana hasilnya akan dilaporkan.
d.
Jelaskan
dan tunjukkan sinyal GO dan STOP.
e.
Jalankan
timer dan beri mereka "GO"
f.
Biarkan
kelompok bekerja untuk jumlah waktu yang ditentukan dan bergerak di sekitar
kelas untuk mendengarkannya.
g.
Hentikan
aktivitas dengan menggunakan sinyal.
h.
Mintalah
kelompok membagikan hasil aktivitas mereka dengan beberapa cara visual yang
bisa dilihat semua orang.
i.
saya.
Mintalah semua warga belajar mencatat selama diskusi
j.
Ringkaskan
dan tampilkan / bagikan hasil secara publik dan tekankan elemen kunci, puji
pekerjaan yang telah mereka lakukan
k.
Jika
melewatkan sesuatu, arahkan dan berikan semua umpan balik dan informasi yang
diperlukan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang mereka butuhkan.
3.13
PENILAIAN DAN EVALUASI KINERJA PERFORMANCE
RESIDENTS LEARNED
BERDASARKAN TUJUAN BELAJAR
·
Bagaimana
anda akan menentukan apakah seorang warga belajar telah secara memuaskan
melaksanakan tujuan belajar:
1.
Jumlah
dan tipe ujian yang siswa harus selesaikan.
2.
Jumlah
dan tipe graded assignments warga belajar harus selesaikan. Secara singkat
uraikn performance expectations and grading criteria.
3.
Tipe
dari evaluasi yang akan warga belajar lakukan, such as evaluasi ribadi dan
teman sekelas.
·
Sediakan
sebuah contoh dari tipe performance criteria dan standars jika memungkinkan.
Contoh, jika menulis sebuah esai adalah komponen utama the course, sediakanlah
the rubric used to grade the essays.
3.14
KEBIJAKAN DAN PROSEDUR PEMBERIAN NILAI
·
Uraikan
komponen-komponen yang membentuk kelas akhir dengan bobot masing-masing relatif
terhadap nilai akhir. Warga belajar lebih memahami suatu sistem yang sedang.
·
Uraikan
apa yang diharapkan dari siswa agar dapar meraih nilai "A" di kelas
anda (contoh); Terdiri dari apa saja yang apa "A" tingkat kerja
terdiri dari? Anda ulang melakukan hal yang sama untuk yang lain, khisusnya
jika warga belajar harus meraih nilai "C" untuk bisa lulus.
·
Kebijakan
untuk melakukan tugas keterlambatan atau keterlambatan dan ujian.
·
Sertakan
stabdar dan kriteria rubrik dan grading.
3.15
MENGEVALUASI THE COURSE DAY YOUR TUTOR
Adalah
sangat penting untuk merencanakan sebuah evaluasi dari the course itself dan of
your tutoring. Hal tersebut adalah satu-satunya cara bagi anda untuk mendaptkan
informasi dan insights yang anda perlukan untuk membuat the course menjadi
lebih baik dan meningkatkan tutoring over time. Pertimbangkan hal berikut saat
anda mengevaluasi the course;
·
Buatlah
blog harian untuk setiap sesi kelas anda, khususnya mengenai bagaimana siswa
menanggapi bermacam aktivitas belajar.
·
Kumpulkan
data dari warga belajar dan juga hasil pengamatan anda sendiri untuk menentukan
keefektifan dari sebuah aktivitas belajar dengan mengandakan penilaian informal
secara berkala. Sebagai contoh, ask warga belajar untuk menuliskan pengalaman
mereka terhadap sebuah aktivitas belajar yang baru anda desain dalam sebuah One
Minute Paper pada akhir aktivitas tersebut.
·
Conduct
sebuah evaluasi midterm, have a clear purpose in mind, and share the outcomes
with the recidents learned.
·
Beritahukanlah
pada warga belajar bagaimana anda akan merubah the class untuk address their
feedback.
·
Pergunakanlah
instrument pengujian yang berkualitas tinggi untuk mengumpulkan data untuk
mendemonstrasikan sebaik apa warga belajar akan mencapai tujuan belajar for the
course.
·
Anda
dapat mengumpulkan feedback dari warga belajar dan rekan kerja sepanjang
semester dan di akhir semester melalui bermacam sumber informasi:
1.
Rekaman
video / audio dari sesi kelas
2.
Rekor
belajar penilaian instruksi
3.
Rekaman
belajar wawancara dan / atau kuesioner
4.
Bimbingankan
obsevations dari obsevers dari luar (misal, kolega, konsultan instruksional,
pengalaman belajar)
5.
Konsultasi
di les oleh pusat bimbingan Anda
6.
Pekerjaan
rumah, ujian dan hasil proyek
·
Kembangkan
katalog portofolion yang Anda arsipkan semua dokumen;
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
·
Pengukuran
adalah kegiatan yang sistematik untuk menentukan angka pada objek atau gejala
·
Penilaian
adalah penafsiran hasil pengukuran dan penentuan pencapaian hasil belajar
·
Evaluasi
adalah penentuan nilai suatu program dan penentuan pencapaian tujuan suatu
program
·
Tujuan
dari pembelajaran yakni tercapainya kompetensi mahasiswa setelah mengikuti
proses pembelajaran tersebut.
4.2
Saran
Ketika kegiatan evaluasi
pembelajaran telah dilaksanakan, hendaknya segera ditindaki apa-apa yang
menjadi kekurangan dari proses pembelajaran .
DAFTAR PUSTAKA
http://wahyullahsoppeng.blogspot.co.id/2011/01/makalah-evaluasi-pembelajaran.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar